Selasa, 22 November 2016

Resensi Lagu “Seventeen-Ayah”



Judul Album   : Lelaki Hebat
Penyanyi         : Seventeen
Tehun Terbit    : 2008
Genre              : Pop
Lirik Lagu       :

Engkaulah Nafasku
Yang Menjaga Di Dalam Hidupku
Kau Ajarkan Aku Menjadi Yang Terbaik

Kau Tak Pernah Lelah
S’bagai Penopang Dalam Hidupku
Kau Berikan Aku Semua Yang Terindah

Reff:
Aku Hanya Memanggilmu Ayah
Di Saat Aku Kehilangan Arah
Aku Hanya Mengingatmu Ayah
Jika Aku Tlah Jauh Darimu

Lagu “ayah” adalah satu single atau satu lagu yang dinyanyikan oleh group band papan atas “seventeen” pada salah satu albumnya yang berjudul lelaki hebat. Lagu yang dibawakan oleh group band ini bergenre pop. Lagu ini sudah dirilis 7 tahun lalu, namun sampai sekarang masih sering terdengar di layar televisi sebagai soundtrack ftv dan juga radio.
Lagu ini berisikan tentang sikap seorang ayah dalam menyayangi dan melindungi anaknya. Ayah yang mempunyai sifat keras namun hatinya sangat lembut. Setiap seorang anak merasa dirinya terjebak dalam kondisi apapun, ia akan kembali kepelukan sang ayah. Karna ayahlah yang mempunyai kekuatan besar dalam melindungi sang anak. Sifat ayah yang keras sebenarnya sifat yang berusaha mendidik anaknya menjadi seseorang yang berkepribadian baik dan menjadikan buah hatinya sebagai manusia yang bermanfaat. Dari kecil sampai ia besar, ayah selalu berusaha berada di samping sang anak. Saat kecil ayah berusaha mengajari anak tentang segala hal. Seolah ayahlah teman ketika sang anak di rumah. Ketika sang menginjak usia remaja, ayah berusaha memberikan nasihat-nasihatnya agar sang anak tidak salah jalan. Namun di saat sang anak sudah menginjak remaja dan ia sudah berkawan banyak, kadang ia lupa tentang ayahnya. Ayah bukan lagi temannya di rumah. Anak asyik dengan kehidupannya sendiri bersama teman-temannya. Ia sering membantah akan nasihat-nasihat ayahnya. Sering berdebat dengan sang ayah. Namun, pada akhirnya sang anak akan kembali kepelukan sang ayah ketika ia salah arah dan tak punya lagi tempat yang dapat ia teduhi lagi.
Kelebihan dari lagu ini adalah tema yang diangkat sangat menarik dan juga langka. Karena tema yang diangkat dalam kebanyakan lagu saat ini selalu bertemakan tentang percita orang dewasa. Sosok keluarga yang sebenarnya selalu berada di samping kita, terutama orang tua kadang terabaikan dan rasanya lebih penting tentang cinta sehingga jarang diangkat sebagai tema dalam lagu. Maksud dan tujuan serta pesan dalam lagu ini sangat tersampaikan sangat baik. Lagu ini dapat membuat penikmat lagu dapat meneteskan air matanya karena music dan liriknya mampu menggugah hati seorang anak untuk mengingat kembali bagaimana perjuangan sang ayah menjaga serta mendidik anaknya tanpa mengeluh sedikit pun. Dialah sosok hebat yang berada di samping sang anak yang selalu mendukung kesuksesannya. Lagu ini sangat mudah diterima di industry musik Indonesia karena di kemas sederhana bahkan tetap eksis walaupun sudah dirilis 7 tahun yang lalu.
Kekurangan dari lagu ini hampir tak terlihat. Kekurangannya hanya terletak pada liriknya yang hanya terdiri dari 3 bait lagu yang di ulang-ulang. Liriknya juga seolah mengesampingkan sosok sang ibu yang juga berperan dalam menjaga dan melindungi sang anak. Padahal peran ibu juga sangat besar.
Maka dapat disimpulakan dari kelebihan dan kekurangan dari lagu ini bahwa lagu ‘ayah’ adalah lagu yang dibwakan oleh group band seventeen dalam albumnya “lelaki hebat” yang dirilis pada tahun 2008 dan mampu menarik perhatian penikmat musik di Indonesia, walaupun lagu ini belum sepenuhnya sempurna dan masih memiliki kekurangan.

Selasa, 08 November 2016

Ku Temukan Cinta Di Tahajudku

Matahari muncul dari ufuk timur. Tenggelam menuju arah barat. Siang terlihar sinar matahari yang seakan membakar dan dikala malam, sinar rembulanlah yang menemani. Semua terjadi menurut aturan yang telah ditetapkan. Tak berganti dan tak berubah. Setiap hari seperti itulah pemandangan yang melenakan mata. Apakah hidup seperti itu???

“Door!!!” tiba-tiba suara mengganggu dan membuyarkan segala lamunan.
“Apaan sih han??? Ganggu aja”. Kata difa dengan memasang muka masam.
“Tumben gag belajar. Biasanya tiap malam kerjaannya hanya bermain, berbicara dan kencan sama om buku. Hahaha” ledek hani yang semakin menjengkelkan
“Sudah. Jangan ganggu aku. Aku juga butuh reflesing. Sana-sana, kamu belajar. Sayang waktu terbuang sia-sia jika tidak belajar” Sahut difa yang berusaha sabar menanggapi ledekan hani.

Hani yang terus berusaha menggoda difa tak pernah membuat difa marah. Dia berusaha tenang dan tak peduli dengan hal-hal yang tidak penting seperti itu. difa hanya senyum mendengarkan ocehan temannya yang menurutnya dianggap sebagai lawakan. Melihat tanggapan difa yang hanya senyum, hani memilih pergi. Memang difa tipe cewek yang tidak banyak bicara dan lebih sering senyum.
Waktu sudah menunjuukkan pukul 20.00. difa masih terlihat rermenung dan melamun. Ia terus menatap sinar rembulan  yang menyilaukan mata. “huhh rembulannya indah”. Gumannya. Ada sebuah tanda tanya yang meyelimuti fikirannya. Karena itulah malam itu ia memilih menyia-nyiakan waktunya tanpa bermesraan dengan buku-buku kesayangannya.
“Ya Allah, aku sebenarnya sudah bosan. Kegiatanku hanya itu-itu saja. Kuliah, perpus, diskusi, belajar... kayaknya tidak bermanfaat sekali aku ini Ya Allah. Ya Allah, aku ingin punya masalah. Sehingga aku punya tantangan hidup”. Fikiran bodohnya mulai menggelayut dalam fikirannya. Kata-kata itu mengalir begitu saja dalam fikirannya.
“Astaghfirullah. Apa yang aku fikirkan ini” kata difa sambil memukul jidatnya
“Seharusnya aku bersyukur tidak diberi masalah. Padahal orang yang punya masalah ingin sekali segera selesai masalahnya. Lha aku malah gila minta Allah memberi masalah” Kata difa dengan penuh keheranan pada dirinya sendiri.
Gadis cantik itu duduk dan termenung sendiri di depan kamarnya. Tingkahnya yang aneh mengundang kegelian bagi temannya yang tanpa di sadari difa, sejak tadi memperhatikan tingkah lakunya dari dalam kamar.
“Eh ngapain sih tu difa. Kurang kerjaan banget” komentar nila
“Mungkin  dia capek tiap hari main sama bukunya. Ya jadi seperti itulah. Suka menyendiri. Sampek lupa ngejomblonya juga tu”  timpal rere. Mereka tertawa dengan seenaknya. Difa menjadi bahan ledekan mereka berdua.
“Ehh jangan gitu. kamu juga jomblo kali” kata nila
“Yeee, jomblo gini banyak yang ngantri lagian teman cowok ku banyak. Kamu gak tau sih si difa itu tidak ada yang deketin, temen cowoknya dikit” komentar sadis dari rere.
Dan masih panjang sekali obrolan mereka. Ujung-ujungnya berdebat masalah cowok. Itulah kerjaan teman-teman difa di kost. Hanya membicarakan masalah cowok. Sebenarnya itulah yang tidak disukai difa ketika mengobrol dengan mereka.  Dan difa memutuskan untuk asyik sendiri dengan buku-bukunya.
“Angin Malam sudah mulai dingin huh, beerrrrrr,,,” kata difa sambil melirik jam di handphonnya
“Masya allah, sudah larut malam. Harus cepat tidur nihh” Difa segera beranjak dari tempat ia duduk. “Kringgggg”, Belum sempat difa berbalik badan, hanphonnya berdering tanda sms masuk

Fajar : Selamat malam difa
“Heh, ngapain sih sms malam2. Bales gag ya. Huh males juga” Gertak difa. Namun difa menyempatkan membalas smsnya. Karena difa menghormati kakak tingkatnya itu. Dia merupakan satu-satunya kakak tingkat yang ia kenal dan selama ini sudah sering membantunya. Mereka cukup asyik mengobrol lewat sms. Dan lagi-lagi difa selalu lupa dengan jam yang sudah menunjukkan malam semakin larut. Bukan karena suka, tetapi si kakak tingkat ini selalu memberi infomasi dan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Difa selalu antusias bila diajak sharing masalah ilmu/pengetahuan. Di akhir percakapan mereka membicarakan tentang tahajud.
Fajar : “Dif, kamu selalu sholat tahajud nggak”
Difa  : “Enggak. Jarang juga. Tapi banyak gag sholatnya dari pada sholatnya” begitulah jawaban difa yang berusaha selalu jujur. Dia tidak suka menutup-nutupi kekurangannya. Dan tidak suka berbohong hanya agar terlihat sholehah.
Fajar : “Wahh, kenapa loh dif. Manfaat sholat tahajud sangat luar biasa loh... sayang kalau di lewatkan”
Kalimat itu mulai ia fikirkan. “Bener ya. Ngapain hal penting seperti itu aku lupakan.” pikirnya
Difa : “Aku gag bisa bangun terlalu pagi”
Fajar : “Bukan tidak bisa tapi belum bisa. Coba nanti malam di coba.”
Difa : “Emang apa manfaatnya?” Tanya difa penuh penasaran
Fajar : “Kamu lakukan selama 40 hari. Kalau kamu bisa nanti aku kasih tau kamu rahasia sholat tahajud”.
Difa : “Kalau semisal aku sudah dapat beberapa hari terus esoknya lupa. Menghitungnya gmana? Apa tidak apa2 kalau ada bolongnya?”
Fajar : “Ya jangan dif. Tidak boleh. 40 hari itu tidak boleh ada free nya. Semisal kamu dapat 5 hari trus hari ke enam kamu lupa kamu harus menghitung mulai dari 1 lagi. Kecuali kalau wanita ada hambatannya, itu boleh diteruskan. Tidak usah dihitung dari awal lagi”.
“Waduhhh, nih cowok kok bahas wanita”. Difa mulai risih membahas masalah wanita dengan cowok. Segera ia mengetik “oh iya aku paham. Nanti aku coba. Selamat malam. Terimakasih ilmunya hari ini”. si cowok itu membalas “berarti kamu setuju ya menerima tantangan ku. nanti setiap bangun kamu harus sms aku. Sebenarnya aku juga belajar untuk bisa istiqomah tahajud.”
“Okkk”. Jawaban difa. Entah kenapa difa saat itu bodoh. Iya menerima tantangan itu tanpa berfikir panjang. Dhifa sama sekali tidak kepikiran untuk membuka google maupun bukunya tentang manfaat sholat.
Sampai disitulah percakapa mereka berakhir malam itu. Baru meletakkan kepala di bantal, difa langsung tertidur. Malam berlalu dengan cepat dan waktu sudah menunjukkan pukul 03.00. Bunyi alarm tiba-tiba mengagetkan difa. Ada rasa kesal namun segera ia bangun. Dengan masih mengucek-ngucek mata, ia terus berjalan menuju kamar mandi. Segera ia membersihkan muka dan mengambil air wudhu. “Wahh segar sekali airnya” Gumannya. Matanya benar-benar bisa melek. Segera ia masuk ke kamar. Ia menata sajadahnya dan segera memakai mukena. Ia dirikan 4 rakaat sholat tahajud. Ia berharap bisa istiqomah dengan 4 rekaat di sepertiga malamnya. Ia tak lupa berdzikir di setiap akhir sholatnya. Seketika itu ia mengingat pesan dari kakak tingkatnya untuk sms dia. Segera diraih handphonnya di atas bantal. Dengan senyum ia mengetik “ assalamu’alaikum. Mari dirikan sholat di sepertiga malam yang terakhir ini”. Balasan dari kakak tingkat begitu cepat.
“Waalaikum sallam. Alhamdulillah. Difa sudah sholat tahajud. Sekarang belajar untuk tidak tidur sampai pagi ya. Sayang kalau di buat tidur”.
Difa mengiyakan saran dari kak tingkat iru karena difa sendiri juga tidak suka tidur lagi kalau sudah terbangun. Percakapan mereka dalam sms terus berlanjut. Hingga mereka berdua tidak tidur sampai pagi. Begitulah hari –hari yang dilalui difa.
Di waktu yang lain. Ia bangun terlambat. Adzan subuh sudah mendahuluinya. Entah apa yang telah terjadi. Dengan sangat kagetnya difa melihat jam di ponselnya. Tiba-tiba megalir kehangatan di pipi. “Ya allah, aku menangis”. Rasanaya dia tidak rela melewatkan 1 malam saja tanpa sholat tahajud. Tiba-tiba handphone berdering dan mengagetkannya.
“Lohh, difa kok tidak sms. Baru bangun ya”. Begitulah isi sms itu.
“Iya. Aku terlambat bangun” Balas difa dnegan masih mengucurnya air matanya
“Tidak apa-apa, kan masih ada malam yang indah utuk esok hari”
“Tapi aku tidak rela rasanya terlewatkan 1 malam. Aku saja menangis”
“Subhanallah. Tambah lagi Cerita mengharukan tentang sholat tahajud”
“Tambah lagi? Memangnya cerita siapa lagi?” difa agak terkaget dengan balasan itu. Namun sms itu tidak lagi mendapat balasan
Dhifa pun segera beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Segera ia membersihkan muka dan diambilnya air wudhu. Segera ia mendirikan 2 rakaat sholat shubuh. Dalam doanya dia berkata,
“Ya Allah terasa nyaman sekali hari-hari karana tahajud. kegiatan yang sama dan terus berulang-ulang setiap hari tetap terasa indah dan tidak membosankan. Aku bahagia kau izinkan aku tidak melewatkan sepertiga malamku. Namun pagi ini aku aku melewatkan momen yang indah itu. Ya Allah jangan lagi Engkau membuat ku melewatkan walau sekali saja. Amiin”.
Kehilangan satu malamnya dhifa mersa sakit hatinya. Ia berulang kali menyalahkan dirinya yang tidak segera bangun ketika mendengar alarm, “Pokoknya aku tidak boleh lalai lagi” tegurnya untuk dirinya sendiri.
Malam-malam berikutnya ia berusaha terbangun di sepertiga malam. Ia menghitung mulai dari 1 lagi. Namun godaan semakin besar. Ia selalu mengantuk bahkan sulit membuka kedua matanya dan kadang ia tertidur lagi setelah sholat subuh. Ia mencari cara untuk menghilangkan kantuknya. Ia berinisiatif untuk mandi pagi-pagi sekali. Dan alhamdulillah Ia berhasil mengalahkan kantuknya. Ia juga tidak lupa mengirim sms untuk kakak tingkatnya. Namun beberapa hari si kakak tingkat itu tidak memberi balasan. Dhifa mulai terganggu dengan keadaan itu. bukan khawatir tantang si kakak tingkat. Ia malu. Dimanakah harga diri seorang wanita. Sms lelaki dahulu dan tidak mendapat balasan sama sekali. Pikiran itu terlintas begitu saja dalam benak dhifa. Dhifa memutuskan untuk tidak mengirim sms kepada si kakak tingkat. Hari-hari berlalu dengan sangat indah. Tanpa si kakak tingkat namun tetap istiqomah dengan 4 rakaat di sepertiga malam. Setiap dhifa meminta terasa segera terkabulkan. Dan hari-hari difa terasa amat tenang dan nyaman. Dan subhanallah, rasanya ada cinta yang muncul begitu besar terhadap Tuhan. Rasanya ia ingin lam-lama berdzikir. Ia suka sekali tidak mempercepat bacaannya ketika sholat, dan sungguh, Cinta ini luar biasa.